BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa
remaja adalah masa dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat cepat,dan masa
remaja terjadi pada anak-anak yang berusia 12 atau 13 sampai dengan 19
tahun.Pada masa remaja pertumbuhan fisikmengalami perubahn dengan cepat, lebih
cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan dewasa.Untuk mengimbangi
pertumbuhan yang cepat itu,remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih
banyak.Dan ditinjau secara teoritis masa remaja terdiri masa adolesen dan puber
Pada
awal masa adolesen seseorang mengalami perkembangan jasmani yang pesat karena
organ-organ pada tubuh pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi gangguan
apa saja yang didorong oleh kelenjar jenis.perkembangan tersebut disetai dengan
kematangan seksual pertumbuhan jasmaniah. Dalam hal perkembangan seksual,
wanita megalami kematangan lebih awal daripada laki-laki yang sebaya umurnya.Sedangkan
dalam hal perkembangan jasmani,lebih dahulu laki-laki mengalami pertumbuhan
jasmaninya.
Pada
masa ini pula terjadi masa puber yaitu anak tidak suka lagi diperlakukan
sebagai anak,tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa.Dan hal ini mempengaruhi
pula seorang remaja pada faktor psikologis dan sosialnya.Hal ini akan
berpengaruh juga pada perkembangan interaksi sosial pada remaja,yakni sudah
semakin berkembang keinginan mencari dan menemukan jati dirinya sehingga
konfrontmisme semakin berbenturan dengan upaya mencapai kemandirian atau
individuasi.
BAB II
ISI
A.Perkembangan Fisik pada Remaja
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali
adalah perubahan
fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam
internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon
termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan
juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya :
remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi
terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.Pada masa remaja ditandai
dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja
dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak
sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self
picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu
juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi
pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh
norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan
atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh
Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh
karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang
tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena
pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya.
Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya
sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah
memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya,
maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri. Secara umum perubahan-perubahan
fisik remaja sebagai berikut :
1.Perempuan
- Pertumbuhan payudara (3 – 8 tahun)
- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
- Pertumbuhan badan (9,5 – 14,5 tahun)
- Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
- Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat
- Pertumbuhan payudara (3 – 8 tahun)
- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
- Pertumbuhan badan (9,5 – 14,5 tahun)
- Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
- Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat
2.Laki-laki
- Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
- Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
- Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
- Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara
- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat
- Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
- Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
- Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
- Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara
- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat
Sebagian
besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh
tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film,
maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang
demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin
Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga
lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.
B. Perkembangan Hubungan Sosial Remaja
1.Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
Manusia
tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah
dan jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangan itu pada dasarnya
merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan .Interaksi sosial
merupakan proses sosialisasi yang mendudukan anak sebagai insan yang secara
aktif melakukan proses sosialisasi. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan
proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial.
.
Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
2.Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Remaja
pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa.
Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi
sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap
lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma
pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam
keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan
berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan
dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang
tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting
tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan
sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk
memilih teman hidup.
·
Pada
masa remaja , anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma
pergaulan . Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting ,
tetapi cukup sulit , karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan
sesame remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih
teman hidup.
·
Kehidupan
sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional .
Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertuutup sehubungan dengan
masalah yang dialaminya.
·
Menurut
“ Erick Erison ‘ Bahwa masa remaja terjadi masa krisis , masa pencarian jati
diri . Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh
sosiokultural . Sedangkan menurut Freud , Kehidupan sosial remaja didorong oleh
dan berorientasi pada kepentingan seksual.
·
Pergaulan
remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok – kelompok baik kelompok besar maupun klelompok
kecil
3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial.
Perkembangan
sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan
anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental
terutama emosi dan
inteligensi.
.
a.
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
b.
Kematangan
Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan
fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan
menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu
bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang
fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
c.
Status
Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi
oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.
Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi
akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak
siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam
keluarganya.
.
Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
d.
Pedidikan
Pendidikan merupakan proses
sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian
ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam
masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti
luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan
keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar
secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja
dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma
kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan
membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e.
Kapasitas
Mental, Emosi, dan Integensi .
Kemampuan berpikir banyak
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan
berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan
berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan
berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan
keberhasilan dalam perkembangan sosial
anak.
.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
4. Pengaruh
Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Pikiran
remaja sering dipengaruhi oleh hide-ide dari teori – teori yang menyebabkan
siakp kritis terhadap situasi dan orang lain.
.
Pengaruh egosentris sering terlihat pada pemikiran remaja, yaitu :
Pengaruh egosentris sering terlihat pada pemikiran remaja, yaitu :
a) Cita-cita dan idealisme yang baik ,
terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat jauh dan
kesulitan-kesulitan praktis.
b)
Kemampuan
berpikir dengan pendapat sendiri belum disertai pendapat orang lain. Pencerminan sifat egois dapat
menyebabkan dalam menghadapi pendapat oaring lain , maka sifat ego semakin
kecil sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang semakin baik dan matang .
5.Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial
Bergaul
dengan sesama manusia (sosialisasi) dilakukan oleh setiap orang, baik secara
individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan
individual manusia, yang hal itu tampak juga dalam perkembangan sosialnya.
Sesuai
dengan Teori komprehensif yang dikemukakan oleh Erickson yang menyatakan bahwa
manusia hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat
menyediakan segala Hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat,
kemampuan, dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang
kelompok-kelompok sosial yang beranekaragam.Remaja yang telah mulai
mengembangkan kehidupan bermasyarakat, maka telah mempelajari pola-pola yang
sesuai dengan kepribadiannya.
6. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial
Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan
Pendidikan.
Penciptaan
kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsang
kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat.
Perlu
sering diadakan kegiatan kerja bakti , bakti karya dan kelompok-kelompok
belajar untuk dapat mempelajari remaja bersosialisasi sesamanya dan masyarakat
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada
jenjang perkembangan remaja, Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan
remaja kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu,
untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak
seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada
masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya..
Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang
diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif
terhadap penilaian diri.
Seorang
remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya,
tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial
adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan
meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu
penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial karena
perkembangan remaja sangat dipengarunhi oleh fisik dan lingkungan
sekitarnya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Alatas,
Alwi. 2005. (Untuk) 13+, Remaja Juga Bisa Bahagia, Sukses, Mandiri. Jakarta:
Pena.
Endang
Rini Sukamti dkk.2007.Diktat Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK UNY
Sarwono,
S.W. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sulaeman,
D. 1995. Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan.Bandung: CV Mandar Maju.
www.g-excess.com/id/perkembangan-hubungan
social remaja.
http://yohanesdanangg.wordpress.com/2010/11/23/makalah-perkembangan-motorik/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan